Hatinya penuh ceritera,
Minta dirungkai satu persatu
Lantas si tuan punya hati,
Mencari-cari persinggahan,
buat melepas cerita hatinya,
dengan harapan,
bertemu ketenangan mencipta bahagia.
Namun,
Tiada satu persinggahan,
yang memahami cerita hatinya,
Si tuan punya hati bingung,
Di persinggahan mana cerita hatinya bisa difahami?
Di ceruk mana perlu digali bahagia?
Di daerah mana ketenangan bakal bertandang?
Jiwanya kelabu,
Jasadnya sarat berdebu,
Ke sana ke mari,
mencari jawapan.
Hatinya makin parah,
Menanggung cerita yang tak terluah.
Satu malam,
Terlihat olehnya bintang dan bulan,
Sungguh indah,
Saat itu,
Hatinya berlagu hiba...
Rupanya dia lupa Ada kuasa yang Maha Hebat,
Yang menciptakan segalanya,
Si tuan punya hati menangis,
menangis..
menangis..
Rupanya ketenangan itu,
bertakung di kelopak mata,
menunggu ditumpahkan
Rupanya kebahagiaan itu,
ada dihujung lidah,
menunggu dilagukan setiap detik
Dan sungguh,
ketenangan, kebahagiaan itu terlalu dekat,
sungguh, ia berlabuh di dahi mu..
menunggu selalu diakrabkan dengan bumi..
Sungguh,
cerita hatinya,
hanya bisa difahami DIA
yang mengerti segala-galanya.
Apa yang ada di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah.
Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.
Milik-Nyalah kerajaan langit dan bumi, Dia menghidupkan dan mematikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
(Yang Awal ialah yang telah ada sebelum segala sesuatu ada, Yang Akhir ialah yang tetap ada setelah segala sesuatu musnah, Yang Zahir ialah Yang Maha Tinggi, dan Al Batin ialah tidak ada sesuatu pun yang menghalangiNya, dan Dia lebih dekat kepada makhluk daripada makhluk itu sendiri dekat dengan dirinya.)
(Al-Hadid 57: 1~3)
Lantas si tuan punya hati,
Mencari-cari persinggahan,
buat melepas cerita hatinya,
dengan harapan,
bertemu ketenangan mencipta bahagia.
Namun,
Tiada satu persinggahan,
yang memahami cerita hatinya,
Si tuan punya hati bingung,
Di persinggahan mana cerita hatinya bisa difahami?
Di ceruk mana perlu digali bahagia?
Di daerah mana ketenangan bakal bertandang?
Jiwanya kelabu,
Jasadnya sarat berdebu,
Ke sana ke mari,
mencari jawapan.
Hatinya makin parah,
Menanggung cerita yang tak terluah.
Satu malam,
Terlihat olehnya bintang dan bulan,
Sungguh indah,
Saat itu,
Hatinya berlagu hiba...
Rupanya dia lupa Ada kuasa yang Maha Hebat,
Yang menciptakan segalanya,
Si tuan punya hati menangis,
menangis..
menangis..
Rupanya ketenangan itu,
bertakung di kelopak mata,
menunggu ditumpahkan
Rupanya kebahagiaan itu,
ada dihujung lidah,
menunggu dilagukan setiap detik
Dan sungguh,
ketenangan, kebahagiaan itu terlalu dekat,
sungguh, ia berlabuh di dahi mu..
menunggu selalu diakrabkan dengan bumi..
Sungguh,
cerita hatinya,
hanya bisa difahami DIA
yang mengerti segala-galanya.
Apa yang ada di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah.
Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.
Milik-Nyalah kerajaan langit dan bumi, Dia menghidupkan dan mematikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
(Yang Awal ialah yang telah ada sebelum segala sesuatu ada, Yang Akhir ialah yang tetap ada setelah segala sesuatu musnah, Yang Zahir ialah Yang Maha Tinggi, dan Al Batin ialah tidak ada sesuatu pun yang menghalangiNya, dan Dia lebih dekat kepada makhluk daripada makhluk itu sendiri dekat dengan dirinya.)
(Al-Hadid 57: 1~3)
Wahai diri, disaat kau perlukan si pendengar setia, di saat kau mahukan hatimu difahami,
Manusia yang tiada daya meneropong jauh maksud tersirat hatimu..
Mengapa kau tidak terlebih dahulu datang kepada DIA yang menciptakan kau dan mereka??!